Klasifikasi pupuk adalah Pengelompkan Pupuk sesuai Sifat pupuk itu sendiri agar mudah diingat dan diaplikasikan.
Yang Paling Umum digunakan di lapang/lahan:
I. Berdasarkan Proses dan Bahan Penyusunnya
1. Pupuk Organik/ Pupuk Alam, pupuk yang berasal dari materi mahluk hidup seperti limbah mahluk hidup atau sisa sisa jasad mahluk hidup. contoh: Kompos, pupuk kandang.
- Kelarutan unsur hara yang rendah di dalam tanah,
- Lebih lama dan jauh lebih sedikit unsur hara makro yang tersedia bagi tanaman.
- Ditujukan untuk memperbaiki sifat fisik, biologi & kimia tanah.
gambar : pupuk organik bokashi
gambar: pupuk organik hayati EM4
2. Pupuk Anorganik/ Pupuk Buatan, Pupuk yang dibuat berasal dari bahan-bahan kimia melalui tahapan reaksi kimia. contoh: urea, ZA, KCl.
- Kelarutan tinggi sehingga lebih cepat tersedia bagi tanaman.
- Tergantung pada dosis pemberian pupuk
- Ditujukan untuk memperbaiki menyediakan nutrisi dan sifat kimia tanah secara instan.
gambar: pupuk anorganik, Urea
Klasifikasi lainya yang digunakan :
II. Berdasaarkan Kandungan Unsur Hara
1. Pupuk Tunggal (single fertilizer), hanya mengandung 1 unsur hara, contoh Urea, KCl, TSP.
2. Pupuk Majemuk (compound fertilizer),
mengandung lebih dari 1 unsur hara, contoh: NPK, Gandasil.
gambar: pupuk majemuk, Gandasil B
III. Berdasarkan Kadar Kandungan Hara
1. Berkadar hara tinggi {concentrat} (> 30%), TSP (45% P2O5), Urea ( 45% N)
- KCL (60% K2O)
2. Berkadar hara sedang (20% – 30%)
- Abu dapur è 10 – 30% K2O
3. Berkadar hara rendah (ordinar) (<20%)
- FMP è 19% K
IV. Berdasarkan reaksi kimia/ kemasaman
1. Pupuk masam , contoh: ZA & Urea
2. Pupuk Netral contoh: Kapur amonium sendawa CaCO3
3. Pupuk Basa contoh: NaNO3
V. Berdasarkan kelarutannya
1. Larut dalam air (+)
Pupuk N : Urea 45% N (+), ZA 20% N (+)
Pupuk K : KCl 60% K2O (+), ZK 50% K2O (+)
Pupuk P : DS 36% P2O5 (+), TSP 45%P2O5 (+)
2. Larut dalam asam citrat (=)
FMP (Fused Magnesium Phospate) & Phospate alam (=)
3. Larut dalam asam keras (x)
HCl 25% (x)
VI. Berdasarkan Index Garam
Indeks ini menunjukkan kepekatan elektrolit setelah terjadi pelarutan pupuk, diukur dengan kenaikan tekanan osmotik. Semakin tinggi IG, pupuk akan cenderung merusak biji tanaman.
1. Pupuk dengan IG (indek garam) tinggi. Contoh: NPK, KCl
2. Pupuk dengan IG (indek garam) sedang. Contoh: Urea
3. Pupuk dengan IG (indek garam) rendah. Contoh: TSP
Lebih lanjut IG dapat dilihat pada tabel:
2 komentar:
@xxx: trm ksh..
Klo ga salah antara Proses dan bahan penysunna beda .
proses ada yg alami tp anorganik kaya belerang dan pospor yg diambil langsung dari gunung..
Posting Komentar